DUA MIMPI YANG MENJADI NYATA
MIMPI PERTAMA
Harapan dan cita-cita para
kepala desa dan para orangtua di Desa Rajawetan yang paling utama dan sangat
diharapkan keberadaannya adalah Jembatan Cipager dan Jalan Ke Astana (Saat ini
sesuai dengan fungsi dan manfaatnya berubah menjadi Jalan Sarana Ekonomi Desa.
Semua penduduk Desa Rajawetan
baik yang menetap atau penduduk yang merantau tentang keberadaan jembatan
penghubung Desa Rajawetan dan Desa Mandirancan, dimana penggunaannya dimanfaat
oleh beberapa Desa di wilayah Kecamatan Pancalang Yakni Desa Mekarjaya-Desa
Tenjolayar dan Desa Rajawetan Itu sendiri.
Kita Ketahui bersama sebelum
Pancalang Menjadi Kecamatan seluruh desa yang saat ini beraada di wlayah
administrasi kecamatan Pancalang berinduk pada Kecamatan Mandirancan (Kecamatan
Induk). Sehingga sebagian besar kegiatan Pendidikan, ekonomi dan kesehatan ke
wilayah Mandirancan dan sampai saat ini pun hal tersebut masih tetap terjadi.
Dengan rasa keprihatinan yang
sangat mendalam dari pemerintah Desa Rajawetan dan Para Pendiri Desa (Para
Orangtua) maka sejak tahun 1950 an dibangunlah sebuah jembatan dengan pondasi
pasangan Batu kali setinggi kurang lebih 7 meter, dengan badan jalan terbuat
dari potongan bambu bulat sepanjang 1,50 meter yang digabungkan dengan menggunakan
kawat baja. Namun kita maklumi bersama mengingat kekuatan bambu yang tidak
dapat bertahan lama, maka setiap satu tahun sekali perlu dilakukan penggantian
potongan bambu badan jalan jembatan, demi menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan.
Seiring perkembangan jaman dan
semakin tingginya pemanfaatan Jembatan Cipager, terutama para siswa yang
berasal dari tiga Desa, demi menjaga kelancaran serta kemanan para pemakai
jalan terutama ketika musim hujan tiba.
Pada Tahun Anggaran 2004/2005
dengan kepala Desa saat itu Alm. Subroto serta dengan partisifasi aktif seluruh
masyarakat Desa Rajawetan dimulailah pembangunan jembatan dan pembangunan jalan
tembus mandirancan yang saat itu masih tanah berbatu.
Dengan semangat gotong royong
serta selalu menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, akhirnya salah satu
cita utama seluruh masyarakat Desa rajawetan yaitu terbangunnya jembatan
Cipager secara permanen serta pengaspalan jalan tembus mandirancan dapat
tercapai. Haru dan bangga terbersit pada hati seluruh masyarakat desa baik yang
tinggal di desa maupun diperantauan ketika Jembatan dan Jalan selesai
dikerjakan.
Dan perlu menjadi bahan catatan
berharga bagi kita para generasi penerus, bahwa besarnya swadaya yang
dikeluarkan oleh seluruh masyarakat Desa Rajawetan apabila dinilai dengan Uang
sebesar Rp. 102.000.000,- (Seratus Dua juta Rupiah) adapun bentuk partisipasi
swadaya adalah : Material – Tenaga Kerja – Konsumsi – dan lain sebagainya,
sebuah angka yang cukup tinggi pada masanya.
7 Tahun sejak terbangunnya jembatan
cipager serta teraspal nya jalan tembus mandirancan, pada Masa pemerintahan
tahun ke dua Kepala Desa Rajawetan Bpk. Dedi Mulyadi Ruslan dengan kemampuan
diplomasi dan kerjasama serta koordinasi yang baik makan dilakukan kegiatan HOTMIKNISASI jalan tembus
Mandirancan serta Kegiatan pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT Dan Saluran)
sepanjang jalan tersebut di lakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan.
KONDISI JEMBATAN CIPAGER DAN
JALAN TEMBUS MANDIRANCAN SAAT INI
MIMPI KEDUA
PEMBANGUNAN JALAN SARANA
EKONOMI DESA
Selesai terbangunnya Jembatan
dan pengaspalan jalan tembus mandirancan, tinggal satu lagi mimpi besar
masyarakat Desa Rajawetan, yaitu pembangunan jalan ke astana (nama kegiatan
pada awal pelaksanaan program). Adalah
Tertuangnya Pembangunan Jalan Menuju Astana pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes 2007 -2012) Pada pemerintahan Bpk Kepala Desa Subroto,
mulailah direncanakan kegiatan pembangunan jalan dimaksud, selain mencari
program dari institusi serta pemerintah daerah didalam penggalangan Dana,
dibentuk pula Panitia pembangunan yang bertujuan mengumpulkan dana secara rutin
dari masyarakat serta didalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan
yang bersumber dari swasdaya masyarakat sepenuhnya di kelola oleh Panitia
Pembangunan,
Jalan menuju astana saat akan
dimulainya kegiatan hanya selebar 1,20 s/d 1,5 meter atau lebih tepatnya jalan
setapak serta dilintasi dua buah sungai, dengan panjang seluruhnya dan mampu
menghubungi jalan tembus pancalang – tenjolayar (blok jalan tengah
bubulak/tegal buruan). Sangat sulit menargetkan kapan kiranya proyek
pembangunan tersebut dapat direalisasi, mengingat volume nya cukup besar
ditambah kondisi jalan yang masih sangat mentah (walungan saat istilah bahasa
rajawetannya).
Sekali lagi dengan semangat
gotong royong tahun – demi tahun pembukaan dan pembentukan jalan mulai
dilaksanakan, jalan yang semula setapak mulai terbentuk dan berukuran 3 meter
s/d 4 meter, serta dengan partisipasi swadaya masyarakat dua buah jembatan yang
melintas jalur tersebut pada Tahun Anggaran 2009 telah terealisasi.
Kita wajib bersyukur dan
mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya pada Kepala desa terpilih Bpk
Dedi Mulyadi Ruslan, karena beliau kembali memasukan Pembangunan jalan terbut
pada RPJMdes Tahun 2010-2015 dan Berdasarkan Hasil Muysawarah serta prioritas
kegiatan pembangunan jalan tersebut selalu dimasukan Kedalam Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKPdes) Tahun berjalan.
Kemudian berdasarkan kebutuhan
– fungsi dan manfaatnya secara umum, nama jalan tersebut dirubah menjadi Jalan
Sarana Ekonomi Perdesaan, karena kita pahami bersama pembangunan jalan tersebut
bertujuan untuk kegiatan instensifikasi pertanian, yakni dengan membuka akses
sektor Perkebunan – sektor pertanian dan diharapkan pula kedepan sektor perikanan.
Mengingat luasnya sektor Pertanian dan Perkebunan pada wilayah terbut
diharapkan dengan terbangunnya jalan sarana ekonomi tersebut akan terjadi
peningkatan hasil usaha produksi (semangat dalam melaksanakan usaha ekonomi
dasar perdesaan mengingat sarana dan prasarana sudah memadai), meningkatnya
harga jual hasil bumi, kemudian pada akhirnya nanti akan terjadi peningkatan
peninghasilan rumah tangga
petani serta tercipta tingkat kesejahteraan seluruh masyarakat Desa Rajawetan.
Alhamdullilah semua kembali
atas pertolongan dan Riidho dari Allah SWT, pengaspalan Jalan Sarana Ekonomi
Perdesaan tersebut dapat dilaksanakan, melalui Program Bantuan infrastruktur
Dasar Perdesaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 ditambah Swadaya Masyarakat. Pengaspalan Jalan
Sepanjang 416 Meter dan Lebar 4 meter pun akhirnya dapat terealisasi, ditambah
beberapa program sebelumnya yakni PJBM TPT dan Gorong-Gorong akhir separuh
mimpi pada tahun 2013 pun tercipta.
KONDISI JALAN SARANA EKONOMI
JILID SATU SAAT INI
PANJANG 416 METER (SAMPAI MAKAM
SEBELAH BARAT)
Kembali dengan reputasi dan
kemampuannya, Kepala Desa Rajawetan Bpk Dedi Mulyadi mampu menggiring kembali
kegiatan pembangunan Jalan Sarana Ekonomi Perdesaan Jilid dua sepanjang 1.060
meter dan lebar 4 meter yakni pembangunan tahap pertama (Perkerasan Jalan).
Kali ini mengingat anggaran yang digunakan cukup besar dan berdasarkan
ketentuan pemerintah maka kegiatan pekerrjaannya dilakukan oleh Rekanan, namun
tetap sebagian menggunakan tenaga kerja warga Desa Rajawetan.
Dalam kesempatan ini pula kami
atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Desa mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tinggi kepada warga yang telah membebaskan
(menghibahkan) lahan pribadinya yang dilalui atau terkena proyek pembangunan
tersebut.
MIMPI DUA MINGGU BULAN APRIL
2014.
Salah satu tujuan pembangunan jalan sarana ekonomi desa adalah membuka akses sektor perkebunan
Desa rajawetan merupakan salah satu desa sentra buah mangga di kabupaten kuningan, serta lima tahun kedepan kemungkinan akan menjadi desa penghasil Kayu (Jenis Arbise, Jati dsb).
Kondisi sektor perkebunan yang ada di Desa Rajawetan
Semoga Allah SWT Selalu memberikan kesehatan, perlindungan dan rahmatnya pada kita semua.
Penulis
TRIYADI SUSIANTO
No comments:
Post a Comment