Disini... Di Desa. Kita Hidup, Berharap dan Mengabdi

Friday, 25 March 2016

Waspada Flu Burung



Penyakit flu burung pada mulanya hanya menyerang unggas, tetapi tidak diduga-duga ternyata penyakit ini dapat menular kepada manusia. Menurut dr. Tjandra Yoga Aditama penyakit pada binatang ini telah ditemukan di Italia tahun 1878. Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A subtipe H5 dan H7 serta H9, komponen H dan N merupakan antigen penting yang menentukan kemampuan virus untuk merusak sel targetnya. Seluruh virus tipe A mudah bermutasi dan salah satunya dapat menyebabkan penyakit pada manusia dalam bentuk berat.
H kepanjangan dari haemagglutinin dan N adalah neuraminidase. Virus ini dapat menjadi menular dan mematikan sehingga disebut highly pathogenic avian influenza. Flu burung dapat menularkan manusia, pertama kali terjadi di
HongKong pada tahun 1997, di mana virus influenza tipe A subtipe H5N1 menyebabkan penyakit paru berat terhadap 18 orang, 6 di antaranya meninggal dunia atau telah menyebabkan kematian mencapai 30 %. Di tahun 2003 terjadi epidemi H5N1 avian influenza di Hong Kong yang menyerang dua pasien dan satu di antaranya meninggal dunia. Mereka sebenarnya pendatang dari Fujian, China. Hasil investigasi WHO flu burung telah berkembang di China sejak tahun 2001 dan telah menyebar ke 11 provinsinya. H5N1 memiliki sifat antigenic shift dan antigenic drift. Virus ditularkan melalui saliva dan feses (kotoran) unggas.

Virus dapat tetap bertahan hidup sampai empat hari pada suhu 22 derajat celcius, bahkan lebih dari 30 hari pada 0 derajat celcius. Pada dasarnya flu burung ini tertular dari binatang unggas ke manusia. Sehingga orang yang rawan tertular adalah mereka yang memelihara unggas atau bekerja di peternakan unggas. Penyakit ini sering muncul di musim dingin.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh CDC (Center of Diseases Control) Amerika Serikat, wabah H5N1 menular antar orang dengan orang pertama kali terjadi di Hong Kong tahun 1997 dan wabah H7N7 di Belanda tahun 2003.

Pada Juli 2005 di Indonesia sudah dua orang penderita penyakit flu burung yaitu Sabrina dan Siswara mengalami kematian. Selama itu menyebabkan dinas peternakan harus membakar habis ternak yang terkena flu burung yang kira-kira jumlahnya sekitar 10.000 ternak.
(sumber: Refortase sore Trans TV).

Gejala flu burung yang menyerang unggas
-    jengger berwarna biru
-    masa inkubasi satu minggu
-    borok di kaki
-    kematian mendadak

Gejala flu burung yang menyerang manusia
-    batuk dan nyeri tenggorokan
-    menyerupai flu berat
-    suhu badan lebih dari 36 derajat celcius
-    radang saluran pernapasan atas
 Penularan flu burung
Dari unggas ke unggas dan spesies lain, dan ke manusia
-    Dari manusia ke manusia (belum terbukti secara akurat)
-    Melalui kotoran unggas, mencernari udara, dari tangan penjamah
-    Masa inkubasi 1 — 3 hari
-    Masa infeksi pada manusia 1 hari sebelum sampai 3 5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak bisa sampai 21 hari.

Orang-orang yang berisiko terkena flu burung
-    pekerja peternakan/pemrosesan unggas (termasuk dokter unggas)
-    petugas laboratorium yang memproses sample pasien/ unggas yang terjangkit
-    pengunjung peternakan/pemroses unggas
-    orang yang kontak dengan penderita flu burung.
Pencegahan terhadap flu burung
-    senantiasa mencuci tangan dengan desinfektan (alcohol 70 %)
-    vaksinasi virus bagi yang terpapar
-    orang-orang yang berisiko (usia lanjut, penderita jantung, paru kronis) sebaiknya menghindari tempat jangkitan (peternakan unggas) dll.
-    Pengaman kesehatan secara pasif bagi yang berisiko/ terpapar dari keluarganya; gangguan saluran pernapasan, dan demam.
-    Bila menghirup udara tercemar, minum antiviral (oseltamivir)1 x 75 mg selama seminggu.
Alat pelindung dari Flu burung
-    Masker N95, minimum masker bedah
-    Apron/gaun pelindung
-    Sarung tangan
-    Pelindung kaki/sepatu

Penanganan Epidemi Flu Burung
1. Biosafety, artinya para peternak harus memvaksinasi ternak, menjaga kebersihan kandang dan menjemur kotoran ternak agar virus yang tersisa dapat mati, bersihkan peralatan yang dipergunakan, serta gunakan sarung tangan dan sepatu bot bagi pekerja peternakan.

2. Memberantas unggas yang telah terinfeksi virus dengan cara dibakar (hidup-hidup), mengubur unggas dalam tanah, dan atau dibuang jauh-jauh dari pemukiman penduduk. Jangan sekali-sekali unggas yang telah terinfeksi dipotong karena darahnya yang mengandung virus akan menularkan ke pemotong.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive