Disini... Di Desa. Kita Hidup, Berharap dan Mengabdi

Friday, 6 June 2014

SEJARAH DESA - ASAL USUL DESA RAJAWETAN



I.        ASAL USUL DESA RAJAWETAN

Perihal terbentuknya Desa Rajawetan sampai saat ini secara pasti sulit dketahui apalagi diihat dari naman desa yang  sedikit memakai kata Raja, dengan tidak adanya peninggalan dlam bentuk tulisan, sejarah desa rajawetan kami kumpulkan dari cerita para orangtua secara turun temurun, walau memang ada dua persi terkait cerita asal usul berdirinya desa rajawetan namun cerita utama hampir mendekati kesamaan,
Alkisah ketika Islam mulai masuk di tanah jawa, yang di pelopori oleh wali songo,kemudian secara perlahan ajaran islam pun masuk kedalam kekuasaan kerajaan majapahit dan karena tidak mampu mencegah penyebaran Islam. Penghuni kerajaan majapahit terpecah menjadi beberapa kelompok, kelompok pertama yang mengikuti dan masuk ajaran islam, dan menetap di daerah kekuasan majapahit.

 
Kelompok kedua adalah kelompok yang tidak mau masuk islam, akhirnya para petinggi serta punggawa kerajaan majapahit, pergi meninggalkan kerjaan., dengan tujuan menyusun kekuatan di daerah lain dan apabila dianggap perlu terutama masalah kekuatan mereka akan kembali merebut Majapahit. Dari beberapa orang punggawa yang meninggalkan majapahit ada lima orang  (mirip dengan asal usul Desa Pancalang) singgah di Desa, pertama kali para punggawa kerajaan masuk dan menetap sementara pada lokasi di sebelah timur desa dan sampai saat ini tempat tersebut masih ada dan sejak jaman dahulu di beri nama majapiit (maja-piit=kecil /majapahit-majapiit)
Bahwa kita ketahhui letak kerajaan majapahit berada di sebelah timur (WETAN) akhirnya ada unggakapan yang saat itu beredar bahwa di daerah ini ada raja yang berasal dari wetan, mungkin untuk memudahkan ucapan akhirnya tersebutlah kata RAJAWETAN (Raja yang berasal dari wetan) kemudian apakah para punggawa tersebut melakukan perkawinan denganpenduduk asli tak ada cerita yang membuktikannya dan sampai berapa lama mereka tinggal tak bsa dijelaskan.
Adapun awal nya pemukiman yang ada di Desa Rajawetan berada di wilayah blok 3 desa, dan sampai sekarang masih terdapat sawah yang bernama sawah alun-alun, alun-alun biasa sebuah halaman atau lingkungan dari kantor desa atau yang biasa disebut bale. Sedangkan  pemukiman yang saat ini menjadi wilayah pemukiman penduduk berada di blok 02, atau bergeser sekitar 400 meter dari lokasi pemukiman awal desa (blok 03),
Perihal perpindahan wilayah pemukiman diperkiraan karena di wilayah blok 03 sangat sulit untuk memperoleh air bersih, karena saat ini sumber air bersih baik dari sumur gali maupun sumber air bersihnya  lainnya lebih mudah didapat di lokasi blok 03. Beberapa kisah terkenal yang terkait tentang asal usulnya berdirinya Desa Rajawetan, adalah adanya kisah seorang pertapa yang melakukan tapabrata diatas batu duduk bersila sambil menegadah menatap matahari sejak terbit sampai terbenam ddengan tidak memejamkan mata, tujuan tapabrata tersebut adalah keprihatinan mendalam dengan berdoa kepada yang Maha Kuasa agar seluruh anak cucu beliau selalun diberikan rahmat, perlindungan dan kemulian baik di dunia maupun akherat. Dengan kondisi tersebut sang pertapa pun mengeluarkan air mata darah (akibat satu hari penuh tak berkedip sedetikpun) sampai-sampai air mata darahnya tersebut mengalir menuruni tubuhnya dan mengalir terus pada batu besar yang diduduki  sehinggga  bagian atas batu pun berwarna (MUNGKAL PEUJEUH)
Seiring perjalanan waktu, ketika memasuki jaman penjajahan Belanda, tatanan kepemerintahan mulai secara tertib diberlakukan di wilayah seluruh jajahan belanda termasuk diwilayah Mandirancan, karena saat itu penduduk Desa Rajawetan sangat sedikit dan secara aturan belum sah menjadi berdirinya sebuah Desa, maka pemerintah belanda saat itu ingin menggabung kedua Desa yakni memerger Desa Rajwetan kepada Desa Tajurbunttu.
.
Namun para buyut tidak mau kalo Desa Rajawetan harus dimergen, jadi walau jml penduduk sangat kecil Desa Rajawetan tetap Desa Induk

Desa Rajawetan terdiri dari gabungan dua buah dusun, yakni dusun tersana terletak disebalah selatan dan Dusun Lamelaut disbelah utara.dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara Desa Mekarjaya
Sebelah Barat Desa Mandirancan
Sebelah Selatan Desa Tajurbuntu
Sebelah Barat Desa mandirancan










,


Mengingat Desa Rajawetan merupakan Desa Induk, atau sebuah Desa yang sudah ada dan terbentuk ratusan tahun yang lalu Jauh Pada masa pemerintahan Belanda di ndonesia,  Mekanisme penyelenggaraan pemerintahannya dilaksanakan berdasarkan hukum adat. Setelah pemerintah Belanda memasuki Indonesia dan membentuk undang-undang tentang pemerintahan di Hindia Belanda (Regeling Reglemen), desa diberi kedudukan hukum. Kemudian untuk menjabarkan perundangan dimaksud, Belanda mengeluarkan Inlandsche Gemeente Ordonnantie,yang hanya berlaku untuk Jawa dan Madura. Sekalipun Regeling Reglemen,akhirnya pada tahun 1924 diubah dengan Indische Staatsregeling akan tetapi pada prinsipnya tidak ada perubahan, oleh karena itu , Belanda mengeluarkan Inlandsche Gemeente Ordonnantie

Beberapa cerita turun temurun yang ada di kalangan masyarakat Desa Rajawetan
1.          Makam Buyut Candrapati

        Beliau merupakan salah satu buyut yang ada di Desa Rajawetan dan berasal dari Desa Randobawa, sampai saat ini mkam beliau dijadikan keramat.  Beberapa cerita yang pernah beredar bahwa di lokasi komplek pemakaman beliau terkadang sering terlihat seekor macan putih, masyarakat meyakini bahwa macan tersebut adalah jelmaan macan siliwangi.
Pada masa-masa lalu masyarakat yang sedang bubunen atau menunggu padi sebelum dibawa kerumah tidak diperkenankan untuk menyalakan api / dudurukan karena biasanya apabila ada tanda-tanda nyala api pada wilayah sekitar makam atau wilayah pada sekitar sawah jati maka macan putih  siliwangipun akan terlihat. Seiring perkembangan waktu kisah macan putih siliwangi pun semakin pudar dan banyak warga yang  bubunen melakukan dudurukan ternyata sang macan tidak terlihat.

2.          Makam tunggul limus
Bahwa di lokasi sawah blok calodas ada sebuah makam tua dan dari cerita yang beredar makam tersebut tidak diketahui makam siapa, bahkan ada dua persi yang berkembang terkait dengan makam tersebut ada yang beranggapan bahwa makam tunggul cilimus adalah makan manusia namun ada lagi yang mengatakan bahwa makam tersebut berisi perkakas. Diluar ada nya perbedaan penafsiran,  namun masyarakat terutama pemilik sawah tetap merawat makam tersebut sampai saat ini.

3.          Cigembung.
Sebuah wilayah desa rajawetan yang berada di Blok 001, merupakan perbaduan antara wilayah permukiman dan wilayah persawahan yang berbatasan dengan desa tajurbuntu di sebelah barat, konon dinamakan cigembung karena wiliyah ini tepatnya ada sebuah batu menjorok pada pojok sawah dan sebagian masuk kedalam hawangan, didiami oleh sejenis ular besar pendek berbentuk seperti gendang (diamater 40 cm dan panjang 60 cm) dengan cara berjalan tidak seperti ular kebanyakan (bergelinding ga karuan), dan yang membedakan lagi adalah uler jenis ini mampu mengeluarkan suara seperti kambing “mengembeek”

4.          Batu rompet
Kemungkinan dinamakan batu rompet, kerena di lokasi tersebut terdapat susunan batu tipis yang tersusun menyatu berbentuk batu alami, tersusun berlapis secara alami. Alkisah di ceritakan pada jaman yang tak bisa dipastikan katanya di tempat ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang kasat mata, kadang pernah terlihat secara sebuah kerajaan yang cukup megah bewarna putih cemerlang, dan kemudian tak pernah tampak lagi. Pernah diceritakan oleh para orang tua..bahwa pernah beberapa kali terlihat tumpukan baju baju wanita diatas batu dalam jumlah cukup banyak dan sepintas model baju mewah keluarga raja, namun seandainya di ambil baju-baju tersebut berubah menjadi ular (wawllu hu alam)

5.          Mungkal peujeuh, adalah sebuah batu besar yang berada di RT.003 RW.001 Dusun tersana, konon katanya batu ini adalah tempat mbah buyut candrapati melakukan pertapaan mencari ridho dan memohon doa kepada ALLAH SWT, sambil tak berkedip memandang Matahari, sampa mengeluarkan air mata yang terus mengalir membasahi batu yang di duduki.. ada kisah bahwa batu tersebut pernah mengeluarkan air bewarna merah dan di yakini bahwa air warna merah tersebut adalah air mata darah mbah buyut . (wawlahu hu alam)

6.          Tegal buruan, berada disepanjang wilayah blok 04 dan blok 05 Desa Rajawetan, di kisahkan bahwa wilayah ini dahulunya tempat melakukan latihan kegiatan berkuda dan berburu

Dsb

Semua sumber cerita kami dapat dari para orang tua / sesepuh Desa Rajawetan..perihal kebenaran kita serahkan semuanya Kepada Yang Memiliki Bumi ini ALLAH SWT.

Dan berkaitan  kisah cerita yang dihubungkan tempat, bukan berarti kita percaya seratus persen akan sesuatu yang bersifat mistis..ya itulah kisah cerita, mitos atau legenda yang hampir ada di semua desa di wilayah kesatuan republik indonesia dengan berbagai kisah dan versi.
Sekali lagi kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Inilah salah satu keaneka ragaman dan salah satu bentuk kekayaan yang dimiliki oleh bangsa indonesia,..Semoga ALLAH SWT selalu menjaga Desa Rajawetan, dan Semoga Allah SWT selalu memberikan kesejahteraan-keadilan dan kerukunan di antara warga.

Trimakasih Penulis
TRIYADI SUSIANTO


1 comment:

  1. Kampung saya juga namanya rajawetan terletak di kecamatan tonjong kabupaten brebes jawa tengah.. melihat dari kisah di atas, ada kemiripan tentang asal usul desa rajawetan di sini dg rajawetan di tempat anda

    ReplyDelete

Blog Archive