Disini... Di Desa. Kita Hidup, Berharap dan Mengabdi

Monday, 19 May 2014

ITP.... APA ITU PENYAKIT ITP



Senin, tanggal 12 Mei 2014.
Ada sedikit kekhawatiran ketika sang balita si buah hati, suhu badannya sedikit panas dan ada beberapa bintik bintik merah disebagian badan nya.
Dengan tujuan mengobati sang buah hati kedua orang tua sang buah hati dibawa ke Pos Kesehatan Desa...hasil pemeriksaan bidan Teti, bidan desa yang dekat dengan warga serta berenampilan ramah dan sopan ini seksama memeriksa sang buah hati..


Sedikit terkejut dan khawatir melihat sang pasien, selain tanda tanda yang ada pada sang pasien, apalagi pada bulan-bulan kemaren diwilayah kecamatan Pancalang ada 4 orang yang terkena penyakit DBD. Memang berada diluar Desa Kami.
Dengan sigap beliaupun membawa sang buah Ke Puskesmas, yang dengan harapan dapat diketahui secara pasti apa sebenarnya yang diderita sang pasien.
Hasil pemeriksaan yang lebh lengkap selain suhu badan sedikit demam, diketahui pula bahwa trombocit pasien dibawah normal atau rendah..kemudian menjaga hal-hal yang tidak diinginan terhadap kondisi sang pasien serta dikhawatirkan kemungkinan terjangkit DPB, Pasien pun langsung di rujuk ke rumah sakit linggarjati (atau sebelum lebih dikenal dengan rumah sakit Ibu dan AnaK).
Senin sore pukul 18.30 tiba di RS. Pertama yang saya tanyakan persyaratan Jamkesmas nya dah lengkap belum, alhamdulilah semua persyaratan sudah disediakan tinggal diperbanyak saja, memang alhamdulillah sejak resmi beroperasinya RS tersebut kira-kira tahun 2009 sudah puluhan warga Kami yang benar-benar merasa dibantu melalui kepesertaan Jamkesmas dan belum pernah ada satu pesertapun yang komplain atas pelayanan pihak Rumah sakit meski menggunakan Jamkesmas.

Sang buah hati termasuk anteng atau tidak rewel, meski dalam keadaan terbaring serta lengan kanan di infus. Agak lama kami ngobrol dengan ibu si balita perihal awal diketahuinya kondisi sang buah hati dan perilakunya saat masuk sampai beberapa berada di rumah sakit.
Sebelum pulang besuk saya mencba bertanya pada perawat di ruangan perihal penyakit yang diderita sang buah hati.

Adasedikit tenang pertama mengetahui sang buah hati bukan terserang DBD, dengan demikian saya ga perlu menindak lanjuti lagi ke instansi terkait lainnya, seperti melapor kepada UPT Puskesmas Pancalang dan atau ke intansi yang lebih tinggi lainnya yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. Karena perlu kita ketahui manakala ada salah seorang warga terjangkit DBD maka harus sesegera dilakukan tindakan prepentif demi tidak menyebar atau menyerang warga lainnya, dengan melakukan kebersihan secara insentif di sekitar lingkungan sang pasien khususnya dan wilayah desa umumnya...atau bila dikatakan perlu  akan dalakukan foging atau pengasapan agar terbunuh nyamuk dewasa  serta terputusnya rantai hidup sang monster AIDES agifti.

Disinilah betapa sangat pentingnya kebersihan liingkungan..kegiatan kebersihan secara intensip dan berkelanjutan,  mudah-mudah apabila  secara rutin kegiatan kebersihan dilakukan seminggu sekali, siklus perkembangan sang monster jelas akan terputus, karena sejak dari telur dan sampai nyamuk dewasa berusia sepuluh hari. Apalagi ditambah kegiatan 3M Plus, Mengubur-Mengurus dan Membakar ditambah Jangan menggantung pakaian bekas terlalu lama di dalam Kamar.
Cuma hasil konsultasi pertama pada pihak rumah sakit disamping ada rasa senang  terhindar dari DBD, Cuma ada tanda tanya dalam hati apa yang disampaikan oleh sang perawat..
Bahwa trombocit pasien rendah jadi sepertinya harus dirawat sedikit lama di rumah sakit, ada semacam kecugian kalau-kalau sang pasien mepunyai penyakit lain.

Selasa, 13 Mei 2014.
Setelah mampir sebentar ke bale Desa Caracas, langsung motor pelan melaju ke Rumah sakit sesampaikan di halaman parkir sengaja kaki tak saya langkah langsung ke ruangan dimana sang buah hati dirawat, maklum karena tadi pagi mungkin ngopi belum cukup puas, Jadi mampir dahulu diwarung untuk ngopi, mengingat masih terlalu pagi keluar rumah. Ada berapa kegiatan sebelumnya yang saya harus kerjakan, foto kopi dan jilid Perdes Perjalanan Dinas kemudian langsung menuju Bale Desa Caracas untuk menemui Ibu Kuwu Tajurbuntu yang sedang rapat, ada hal sangat penting yang saya sampaikan kepada Beliau.
Setelah terasa cukup baru saya menuju ruang dimana sang buah hati dirawat, hanya beberapa menit saya berada di ruangan, alhamdulilah semalaman ga rewel cerita sang ibunya.
Ada satu yang sangat tidak saya sukai ketika  harus berada di ruangan pasien. DILARANG MEROKOK...tak berlama-lama didalam langsung saya keluar untuk melaksanakan tugas utama dan harus yakni... ya ngudut dulu.

Sampai siang dan saat akan pulang hasil diagnosa yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit masih seperti yang kemaren, dalam hati dan doa berharap semga tak ada jenis penyakit lain pada sang buah hati.  Dan melalui  Hand Phone saya menghubungi Bidan Eka bahwa si pasien sementara trombocitnya rendah tapi bukan DBD. Bu bidan pun terdengar senang bahwa si pasien bukan terserang DBD yang memang sangat di takutkan, mengingat apabila kemungkinan menular pada yang lain (Apalagi kalo sampe terjadi KLB).
Jumat Pagi 16  Mei 2014.
Setiap pagi pada kisaran jam setengah sepuluh atau jam sepuluh, apabila ada waktu dan kebeneran tidak ada kegiatan keluar desa.. pasti dan harus menjemput si cantik di sekolah, dan karena saat itu ada yang harus dikerjakan di Bale Desa, sicantik pun dibawa mampir dulu ke bale desa.

Beberapa lama di bale Ibu Bidan Teti menghampiri untuk mencari informasi tentang penyakit yang diderita sang buah hati.
Informasi yang saya sampaikan sebatas hasil diagnosa yang kemaren lusa, trombocit rendah tapi bukan DBD. Mendengan cerita saya itu,bu bidan seperti sedikit mengkerutkan keningnya.. Ingat ketika merujuk si pasien ke Puskesmas.

Ingat apa yang di sampaikan Ibu Dokter Pemeriksa di Puskes. Beliau merasa takut karena trombocit nya rendah kalau = kalau si Pasien terserang DBD, namun kalau dilihat bintik merah yang ada di badan sang buah hati..diperkiran bukan DBD..Anehnya Ibu Dokter Juga merasa khawatir dan takut apabila Trombocit rendah namun bukan DBD.
Ibu Bidan Teti pun menceritakan perkiraan-perkiraan yang mungkin terjadi seandainya Bukan DBD kemungkinan terserang penyakit ITP...saya sedikit ga mengerti dan awam mendengar jenis penyakit dimaksud, memang informasi yang disampaikan oleh Ibu Bidan bahwa penyakit IPT tersebut wilayah  Kuningan sangat sedikit. Sedikit namun padat beliau menjelaskan apa itu penyakit ITP, bahwa pada garis besarnya peyakit tsb disebabkan oleh penndeknya umur trombocit dalam darah, sehingga dapat menimbukan kurangnya kekebalan pada pasien terutama bila terjadi luka perdarahan. Dalam hati khawatir seandainya penyakit ITP tersebut menyerang sang buah hati.

Siang Jumat 16 Mei 2014.
Kembali saya konsultasi dengan pihak rumah sakit perihal sakit si buah hati...betapa terkejut dan kaget apa yang disampaikan oleh seorang perawat ruangan..kalau sang buah hati ternyata terkena penyakit Suspect ITP..Kaget bercampur hati ga karuan..kemudian saya pun laporan kepada Ibu Bidan Teti perihal hasil  akhir diagnosa. Dan ternyata beliaupun memberi tanggapan perihal perkiraan jenis penyakit sang buah hati sebelum di bawa ke rumah sakit dan seperti yang di sampaikan kepada saya kalau-kalau dikhawatirkan si pasien terkena penyakit ITP, dan ternyata benar.

Sebelumnya beliau tak menyebutkan perihal kata di depannya SUSPECT...
Dalam keraguan dan kekhawatiran saya mencoba menghubungi Bidan EKA dan menanyakan tentang jenis penyakit suspect ITP,, dan untuk sementara beliau tak bisa menjawab takut-takut salah dalam penyampaiannya.. dan akan mencoba mencari informasi ke pihak lain.

Sepulang dari rumah sakit saya coba mencari info dari mbah googlee. Dan ternyata timbul beberapa resensi terkait penyakit ITP dan pada dasarnya hampir sama dengan apa yang pernah dijelaskan oleh Bidan Teti...
Beberapa informasi yang saya dapat. Tentang penyakit ITP sbb :
Penyakit ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya.Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki sel darah merah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Anda mungkin juga mendengar istilah ITP ini sebagai singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
Trombosit dalam darah turun bukan berarti terkena demam berdarah, karena pada penyakit ITP menunjukan jumlah trombosit dalam darah yang rendah sekali. Secara normal trombosit dalam darah berkisar antara 150.000-450.000/dl. Pada anak yang memiliki ITP kadar trombositnya bisa di bawah 50.000/dl, sehingga dapat menimbulkan perdarahan. Penyakit ITP di bagi dalam dua klasifikasi;
  • Akut yaitu jika sembuh dalam jangka 6 bulan
  • Kronik jika penyakit berterusan selama 6 bulan atau lebih.
Penyebab penyakit ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita penyakit ITP, dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita penyakit ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.
Tanda – tanda penyakit ITP
Biasanya penghidap penyakit ITP akan mengalami beberapa tanda yang menunjukkan bahwa mereka menghidap penyakit ITP. Tanda penyakit ITP dapat timbul secara tiba-tiba (akut) atau muncul secara perlahan (kronik). Berikut tanda –tandanya:
  • Pendarahan pada hidung
  • Pendarahan pada gigi
  • Mengalami lebam di anggota badan
Gejala penyakit ITP            
  • Bintik-bintik merah di kulit sebesar hujung jarum
  • Mmemar tanpa penyebab yang pasti
  • Perdarahan gusi dan hidung
Ada 2 tipe ITP.
  • Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.
  • Penyakit ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.
Pengobatan pada penyakit ITP
Pengobatan penyakit ITP umumnya tidak memerlukan pengobatan yang serius tetapi bila terjadi perdarahan dan jumlah trombosit menurun hingga dibawah 20.000/ul maka dianjurkan untuk transfusi trombosit. Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah dengan pemberian kortikosteroid dan dihentikan obat ini bila sudah meningkat jumlah trombositnya.
Perhatian yang harus diingat pada penderita penyakit ITP adalah hindari obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin, hindari benturan yang membuat luka.
Sumber : Info Kesehatan (buletinkesehatan.com)


Kalau dilihat dari tersbut diatas memang sangat khawatir apalagi perkaitan dengan unsur hilangnya kekebalan, diantara banyak pemikiran-pemikiran yang justru malah spesimis, ada berita menggembirakan dari Ibu Bidan Eka.. perihal kata suspecy yang ada didepan ITP, bahwa kalau diartikan masih tahapan Dicurigai, berarti diagnosa rumah sakit bahwa sang buah hati baru sebatas dicurigai terserang ITP.
Alhamdullilah Plong hati.. Cuma tetap harus waspada agar sang buah hti di upayakan semaksimal mungkin agar tidak jatuh sakit, apalagi sampai adanya perdarahan akibat luka. Pokoknya wanti-wanti jaga benar-benar yang buah hati

Semoga ALLAH SWT selalu memberikan perlindungan dan Pertolongannya pada Kita Semua

Penulis
TRIYADI SUSIANTO


No comments:

Post a Comment

Blog Archive