Senin, tanggal 12 Mei 2014.
Ada sedikit kekhawatiran ketika sang
balita si buah hati, suhu badannya sedikit panas dan ada beberapa bintik bintik
merah disebagian badan nya.
Dengan tujuan mengobati sang buah
hati kedua orang tua sang buah hati dibawa ke Pos Kesehatan Desa...hasil
pemeriksaan bidan Teti, bidan desa yang dekat dengan warga serta berenampilan
ramah dan sopan ini seksama memeriksa sang buah hati..
Sedikit terkejut dan khawatir melihat
sang pasien, selain tanda tanda yang ada pada sang pasien, apalagi pada
bulan-bulan kemaren diwilayah kecamatan Pancalang ada 4 orang yang terkena
penyakit DBD. Memang berada diluar Desa Kami.
Dengan sigap beliaupun membawa sang
buah Ke Puskesmas, yang dengan harapan dapat diketahui secara pasti apa
sebenarnya yang diderita sang pasien.
Hasil pemeriksaan yang lebh lengkap
selain suhu badan sedikit demam, diketahui pula bahwa trombocit pasien dibawah
normal atau rendah..kemudian menjaga hal-hal yang tidak diinginan terhadap
kondisi sang pasien serta dikhawatirkan kemungkinan terjangkit DPB, Pasien pun
langsung di rujuk ke rumah sakit linggarjati (atau sebelum lebih dikenal dengan
rumah sakit Ibu dan AnaK).
Senin sore pukul 18.30 tiba di RS. Pertama
yang saya tanyakan persyaratan Jamkesmas nya dah lengkap belum, alhamdulilah
semua persyaratan sudah disediakan tinggal diperbanyak saja, memang
alhamdulillah sejak resmi beroperasinya RS tersebut kira-kira tahun 2009 sudah
puluhan warga Kami yang benar-benar merasa dibantu melalui kepesertaan
Jamkesmas dan belum pernah ada satu pesertapun yang komplain atas pelayanan
pihak Rumah sakit meski menggunakan Jamkesmas.
Sang buah hati termasuk anteng atau
tidak rewel, meski dalam keadaan terbaring serta lengan kanan di infus. Agak lama
kami ngobrol dengan ibu si balita perihal awal diketahuinya kondisi sang buah
hati dan perilakunya saat masuk sampai beberapa berada di rumah sakit.
Sebelum pulang besuk saya mencba
bertanya pada perawat di ruangan perihal penyakit yang diderita sang buah hati.
Adasedikit tenang pertama mengetahui
sang buah hati bukan terserang DBD, dengan demikian saya ga perlu menindak
lanjuti lagi ke instansi terkait lainnya, seperti melapor kepada UPT Puskesmas
Pancalang dan atau ke intansi yang lebih tinggi lainnya yakni Dinas Kesehatan
Kabupaten Kuningan. Karena perlu kita ketahui manakala ada salah seorang warga
terjangkit DBD maka harus sesegera dilakukan tindakan prepentif demi tidak
menyebar atau menyerang warga lainnya, dengan melakukan kebersihan secara
insentif di sekitar lingkungan sang pasien khususnya dan wilayah desa umumnya...atau
bila dikatakan perlu akan dalakukan foging
atau pengasapan agar terbunuh nyamuk dewasa
serta terputusnya rantai hidup sang monster AIDES agifti.
Disinilah betapa sangat pentingnya
kebersihan liingkungan..kegiatan kebersihan secara intensip dan berkelanjutan, mudah-mudah apabila secara rutin kegiatan kebersihan dilakukan
seminggu sekali, siklus perkembangan sang monster jelas akan terputus, karena
sejak dari telur dan sampai nyamuk dewasa berusia sepuluh hari. Apalagi ditambah
kegiatan 3M Plus, Mengubur-Mengurus dan Membakar ditambah Jangan menggantung
pakaian bekas terlalu lama di dalam Kamar.
Cuma hasil konsultasi pertama pada
pihak rumah sakit disamping ada rasa senang
terhindar dari DBD, Cuma ada tanda tanya dalam hati apa yang disampaikan
oleh sang perawat..
Bahwa trombocit pasien rendah jadi
sepertinya harus dirawat sedikit lama di rumah sakit, ada semacam kecugian
kalau-kalau sang pasien mepunyai penyakit lain.
Selasa, 13 Mei 2014.
Setelah mampir sebentar ke bale Desa
Caracas, langsung motor pelan melaju ke Rumah sakit sesampaikan di halaman
parkir sengaja kaki tak saya langkah langsung ke ruangan dimana sang buah hati
dirawat, maklum karena tadi pagi mungkin ngopi belum cukup puas, Jadi mampir
dahulu diwarung untuk ngopi, mengingat masih terlalu pagi keluar rumah. Ada berapa
kegiatan sebelumnya yang saya harus kerjakan, foto kopi dan jilid Perdes
Perjalanan Dinas kemudian langsung menuju Bale Desa Caracas untuk menemui Ibu
Kuwu Tajurbuntu yang sedang rapat, ada hal sangat penting yang saya sampaikan
kepada Beliau.
Setelah terasa cukup baru saya menuju
ruang dimana sang buah hati dirawat, hanya beberapa menit saya berada di
ruangan, alhamdulilah semalaman ga rewel cerita sang ibunya.
Ada satu yang sangat tidak saya sukai
ketika harus berada di ruangan pasien.
DILARANG MEROKOK...tak berlama-lama didalam langsung saya keluar untuk
melaksanakan tugas utama dan harus yakni... ya ngudut dulu.
Sampai siang dan saat akan pulang
hasil diagnosa yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit masih seperti yang
kemaren, dalam hati dan doa berharap semga tak ada jenis penyakit lain pada
sang buah hati. Dan melalui Hand Phone saya menghubungi Bidan Eka bahwa
si pasien sementara trombocitnya rendah tapi bukan DBD. Bu bidan pun terdengar
senang bahwa si pasien bukan terserang DBD yang memang sangat di takutkan,
mengingat apabila kemungkinan menular pada yang lain (Apalagi kalo sampe
terjadi KLB).
Jumat Pagi 16 Mei 2014.
Setiap pagi pada kisaran jam setengah
sepuluh atau jam sepuluh, apabila ada waktu dan kebeneran tidak ada kegiatan
keluar desa.. pasti dan harus menjemput si cantik di sekolah, dan karena saat
itu ada yang harus dikerjakan di Bale Desa, sicantik pun dibawa mampir dulu ke
bale desa.
Beberapa lama di bale Ibu Bidan Teti
menghampiri untuk mencari informasi tentang penyakit yang diderita sang buah
hati.
Informasi yang saya sampaikan sebatas
hasil diagnosa yang kemaren lusa, trombocit rendah tapi bukan DBD. Mendengan
cerita saya itu,bu bidan seperti sedikit mengkerutkan keningnya.. Ingat ketika
merujuk si pasien ke Puskesmas.
Ingat apa yang di sampaikan Ibu
Dokter Pemeriksa di Puskes. Beliau merasa takut karena trombocit nya rendah
kalau = kalau si Pasien terserang DBD, namun kalau dilihat bintik merah yang
ada di badan sang buah hati..diperkiran bukan DBD..Anehnya Ibu Dokter Juga
merasa khawatir dan takut apabila Trombocit rendah namun bukan DBD.
Ibu Bidan Teti pun menceritakan
perkiraan-perkiraan yang mungkin terjadi seandainya Bukan DBD kemungkinan
terserang penyakit ITP...saya sedikit ga mengerti dan awam mendengar jenis
penyakit dimaksud, memang informasi yang disampaikan oleh Ibu Bidan bahwa penyakit
IPT tersebut wilayah Kuningan sangat
sedikit. Sedikit namun padat beliau menjelaskan apa itu penyakit ITP, bahwa
pada garis besarnya peyakit tsb disebabkan oleh penndeknya umur trombocit dalam
darah, sehingga dapat menimbukan kurangnya kekebalan pada pasien terutama bila
terjadi luka perdarahan. Dalam hati khawatir seandainya penyakit ITP tersebut
menyerang sang buah hati.
Siang Jumat 16 Mei 2014.
Kembali saya konsultasi dengan pihak
rumah sakit perihal sakit si buah hati...betapa terkejut dan kaget apa yang
disampaikan oleh seorang perawat ruangan..kalau sang buah hati ternyata terkena
penyakit Suspect ITP..Kaget bercampur hati ga karuan..kemudian saya pun laporan
kepada Ibu Bidan Teti perihal hasil
akhir diagnosa. Dan ternyata beliaupun memberi tanggapan perihal
perkiraan jenis penyakit sang buah hati sebelum di bawa ke rumah sakit dan
seperti yang di sampaikan kepada saya kalau-kalau dikhawatirkan si pasien
terkena penyakit ITP, dan ternyata benar.
Sebelumnya beliau tak menyebutkan
perihal kata di depannya SUSPECT...
Dalam keraguan dan kekhawatiran saya
mencoba menghubungi Bidan EKA dan menanyakan tentang jenis penyakit suspect
ITP,, dan untuk sementara beliau tak bisa menjawab takut-takut salah dalam
penyampaiannya.. dan akan mencoba mencari informasi ke pihak lain.
Sepulang dari rumah sakit saya coba
mencari info dari mbah googlee. Dan ternyata timbul beberapa resensi terkait
penyakit ITP dan pada dasarnya hampir sama dengan apa yang pernah dijelaskan oleh
Bidan Teti...
Beberapa informasi yang saya dapat. Tentang
penyakit ITP sbb :
Penyakit ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya.Thrombocytopenic
berarti darah yang tidak cukup memiliki sel darah merah (trombosit). Purpura
berarti seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Anda mungkin
juga mendengar istilah ITP ini sebagai singkatan dari Immune Thrombocytopenic
Purpura.
Trombosit
dalam darah turun bukan berarti terkena demam berdarah, karena pada penyakit
ITP menunjukan jumlah trombosit dalam darah yang rendah sekali. Secara
normal trombosit dalam darah berkisar antara 150.000-450.000/dl. Pada anak yang
memiliki ITP kadar trombositnya bisa di bawah 50.000/dl, sehingga dapat
menimbulkan perdarahan. Penyakit ITP di bagi dalam dua klasifikasi;
- Akut yaitu jika sembuh dalam jangka 6 bulan
- Kronik jika penyakit berterusan selama 6 bulan atau lebih.
Penyebab
penyakit ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita penyakit ITP, dalam
tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah merahnya.
Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri
atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita penyakit ITP,
antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.
Tanda – tanda penyakit ITP
Biasanya
penghidap penyakit ITP akan mengalami beberapa tanda yang menunjukkan bahwa
mereka menghidap penyakit ITP. Tanda penyakit ITP dapat timbul secara tiba-tiba
(akut) atau muncul secara perlahan (kronik). Berikut tanda
–tandanya:
- Pendarahan pada hidung
- Pendarahan pada gigi
- Mengalami lebam di anggota badan
Gejala penyakit ITP
- Bintik-bintik merah di kulit sebesar hujung jarum
- Mmemar tanpa penyebab yang pasti
- Perdarahan gusi dan hidung
Ada 2 tipe
ITP.
- Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.
- Penyakit ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.
Pengobatan pada penyakit ITP
Pengobatan
penyakit ITP umumnya tidak memerlukan pengobatan yang serius tetapi bila
terjadi perdarahan dan jumlah trombosit menurun hingga dibawah 20.000/ul maka
dianjurkan untuk transfusi trombosit. Pengobatan lain yang dapat diberikan
adalah dengan pemberian kortikosteroid dan dihentikan obat ini bila sudah
meningkat jumlah trombositnya.
Perhatian yang harus diingat pada penderita penyakit ITP adalah hindari obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin, hindari benturan yang membuat luka.
Perhatian yang harus diingat pada penderita penyakit ITP adalah hindari obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin, hindari benturan yang membuat luka.
Sumber :
Info Kesehatan (buletinkesehatan.com)
Kalau dilihat dari tersbut diatas
memang sangat khawatir apalagi perkaitan dengan unsur hilangnya kekebalan,
diantara banyak pemikiran-pemikiran yang justru malah spesimis, ada berita
menggembirakan dari Ibu Bidan Eka.. perihal kata suspecy yang ada didepan ITP,
bahwa kalau diartikan masih tahapan Dicurigai, berarti diagnosa rumah sakit
bahwa sang buah hati baru sebatas dicurigai terserang ITP.
Alhamdullilah Plong hati.. Cuma tetap
harus waspada agar sang buah hti di upayakan semaksimal mungkin agar tidak
jatuh sakit, apalagi sampai adanya perdarahan akibat luka. Pokoknya wanti-wanti
jaga benar-benar yang buah hati
Semoga ALLAH SWT selalu memberikan
perlindungan dan Pertolongannya pada Kita Semua
Penulis
TRIYADI SUSIANTO
No comments:
Post a Comment